Karya : Nur Dyaswara Eka K. (13.1288.B)
Pendahuluan
Dalam
kehidupan ini tentunya sangat penting dengan yang namanya kesehatan. Kesehatan
dan manusia diibaratkan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia sangat
perlu yang namanya kesehatan. Dengan keadaan badan, pikiran, dan sosialnya yang
sehat tentunya kita dapat melakukan
produktifitas dengan maksimal. Kebutuhan kesehatan inilah sangat
dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Apabila seseorang sakit tentu
saja orang itu membutuhkan pelayanan kesehatan baik dari dokter, bidan, ataupun
tenaga kesehatan lainnya. Pelayananan kesehatan bisa kita dapatkan di rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, rumah bersalin, dan lain
sebagainya.
Pelayanan
kesehatan semestinya diberikan untuk memberikan layanan kesehatan kepada
orang-orang yang sedang membutuhkan layanan kesehatan tersebut. Entah itu
konsultasi kesehatan ataupun periksa kesehatan. Pelayanan kesehatan semestinya
tidak memandang seseorang dari segi sosial dan ekonominya, karena kesehatan
merupakan kebutuhan semua masyarakat baik itu orang kaya, orang miskin,
pejabat, bahkan seorang buruhpun dan sebagainya.
Pelayananan
kesehatan inilah sangat penting untuk mengupayakan melayanan kesehatan yang
tepat dan cepat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada dalam
masyarakat. Pelayanan kesehatan ini biasanya berupa pelayanan kesehatan ibu dan
anak, kesehatan keluarga, kesehatan remaja, sampai kesehatan lansia.
Namun,
saat ini pelayanan kesehatan masih belum
dapat diberikan pelayanan kesehatan
secara maksimal kepada para mereka yang
membutuhkannya. Masih banyak
instansi- instansi kesehatan, dokter, bidan dan petugas kesehatannya lainnya
yang belum memberikan layanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat.
Mereka masih memandang memilih sebelah mata kepada orang yang terpandang dan
orang yang kurang mampu. Mereka juga masih mementingkan kebutuhkan pribadinya sendiri, tanpa menghiraukan masih
ada orang yang membutuhkan pelayanan
kesehatan darinya.
Kasus :
Ini
terjadi sekitar enam tahun yang lalu ketika ada seseorang jatuh sakit setelah
menghadiri sebuah acara. Seorang tersebut mengeluh pusing dan dia langsung
minum obat yang dibelinya di warung.
Setelah sampai dirumahnya tiba-tiba orang tesebut jatuh di tempat tidur dan mendadak
panas tinggi sampai kejang-kejang. Keluarga orang itu panik dan langsung
mencari pertolongan kepada dokter. Setelah salah satu dari keluarga datang ke
rumah dokter, dokternya memang masih ada di rumah dan kata anaknya sedang
tidur. Dengan kebutuhan yang mendesak keluarga orang tersebut menyuruh anaknya
untuk membangungkan orangtuanya karena ada orang sakit yang harus segera
mendapat pelayanan kesehatan darinya. Berhubung tidak ada lagi dokter lain yang
masih berada di rumah. Sewaktu anaknya membangungkan orangtuanya anak dokter
itu kembali menemui keluarga pasien, kata si anak bapaknya mau sholat terlebih
dahulu. Tentu saja keluarga pasien menunggunya. Setelah hampir setengah jam
ditunggu, keluarga pasien kembali menemui anak dokter tersebut. Dengan kaget
keluarga pasien, mendengar pernyataan dari anak dokter. Yang katanya kalau
bapaknya masih istirahat dan tidak bisa diganggu. Keluarga pasien merasa kesal
dengan dokter, yang hanya memikirkan kebutuhan pribadinya. Padahal masih ada
orang yang sakit membutuhkan pertolongannya. Keluarga pasien itupun segera
pulang dan menceritakan sikap dokter kepada keluarganya yang lain. Akhirnya
tanpa pikir panjang keluarga membawa pasien ke rumah sakit.
Sesampai
di rumah sakitpun orang itu tidak segera mendapatkan pelayanan, beliau harus
menunggu para tenaga kesehatan. Entah kemana para petugasnya? Padahal pasien
sudah sangat lemas dan hampir pingsan. Setelah menunggu sekitar dua puluh menit
orang itu baru bisa mendapat mendapat pelayanan kesehatan yang ada. Itupun langsung
dimintai uang administrasi padahal pasien belum setelah di periksa. Dalam
layanan administrasipun kurang memuaskan bagi keluarga pasien. Si pasien
tenyata harus di rawat inap di rumah sakit tersebut. Setelah pasien di bawa ke
ruang inap tenyata malah di bawa ke ruang inap kelas III, dalam ruangan
tersebut ada banyak pasien-pasien dan kondisinyapun sangat pengap dan tidak
efektif untuk penyembuhan. Keluarga pasien mengingingkan bahwa pasien di
pindahkan di ruang inap kelas II yang hanya menampung tiga pasien agar bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Di rumah sakit itupun
penataannya belum rapi dan kebersihannya belum terjaga. Masih berantakan dan
kotor akan sampah-sampah. Padahal penataan ruang dan kebersihan merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan. Entah itu di rumah sakit ataupun di tempat
layanan kesehatan yang lain.
Dalam
pelayanan makanan bagi pasienpun masih belum bervariasi dan kadang juga masih
telat pemberiannya. Dokter yang menanganinyapun sering telat memeriksa dan para
perawat kurang memperhatikan pasiennya.
Kritik dan Saran
Sebaiknya
untuk para petugas kesehatan entah itu dokter, bidan, dan petugas kesehatan
lainnya harus bisa memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal untuk para
pasiennya. Para tenaga kesehatan harus mengingat sumpah janjinya kepada Tuhan
YME untuk menyelamatkan pasien-pasien yang mengalami masalah kesehatannya. Para
petugas kesehatan tidak boleh egois mementingkan masalah pribadinya. Seharusnya
dokter ataupun petugas kesehatan lainnya harus siap sedia dan sigap dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasiennya.
Walaupun
keadaanya masih capek, tapi yang namanya tenaga kesehatan harus siap kapan saja
dalam pemberian maslah kesehatan. Agar tidak terjadi hal-hal yang negatif yang
tidak diingankan oleh pasien dan keluarga pasien. Apabila penanganan kesehatan
terlambat diberikan kepada pasien tentunya akan berdampak negatif untuk pasien.
Dokter ataupun tenaga kesehatan yang lainpun dalam memberikan pelayanan
kesehatan tidak boleh memandang orang kaya ataupun orang miskin. Dan tidak
harus memandang pasien dari kedudukannya. Sebagai tenaga kesehatan semestinya
harus memberikan pelayanan kesehatan secara merata bagi pasien-pasien.
Dalam
perawatan terhadap pasienpun petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan perhatian
yang lebih kepada para pasien yang sedang sakit. Bisa dengan konseling ataupun
mengajaknya bercakap-cakap dan bergurau untuk menunjang proses penyembuhan.
Tenaga kesehatan bisa memberikan motivasi dan saran-saran kepada pasien dalam
menjaga kesehatannya.
Sebaiknya
dalam aspek kebersihan dan penataan ruangan harus dibersihkan, itupun menjadi
hal terpenting pada pelayanan kesehatan. Kebersihan ruangan-ruangan di rumah
sakit harus dijaga setiap saat. Penataan ruang yang rapipun memberi kesan yang
indah. Apalagi dengan pemberian wangi-wangian pasti para pasien nyaman dan puas
dalam pemberian pelayanan kesehatan yang diberikan.
Tak
lupa, kebersihan toilet dan musolla harus diperhatiakan karena tentunya pasien
dan para pengungjung bisa nyaman berada dalam rumah sakit ataupun tempat
pelayanan kesehatan yang lain.
Petugas
kesehatan entah itu dokter, bidan, perawat,tenaga administrasi ataupun tenaga
kesehatan lainnya harus menerapkan 5S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun)
dalam pemberian pelayanan kepada pasien dan keluarga. Dengan begitu pelayanan
kesehatan dapat berlangsung maksimal. Tentunya dengan mererapkan prinsip 5S
(Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun), pasien, keluarga pasien, dan para
pengungjung bisa senang dan suka hati dalam pelayanan kesehatan yang
diberiakan.
Dalam
pemberian asupan gizi pada pasien yang rawat inap, seharusnya diberi menu makan
yang bervariasi agar pasien tidak merasa bosan dengan makanan yang diberikan.
Makanan yang variasi tersebut dapat menambah nafsu makan pasien dan menunjang
kesembuhan pasien. Waktu pemberian makannya pun harus tepat sesuai jadwal makan
pasien. Diharapkan agar pasien tidak telat makan dan minum obat.
Dalam
rumah sakit ataupun tempat pelayanan kesehatan lainnya, diusahakan ada kantin
yang bisa dipergunakan para pengunjung ataupun para keluarga pasien. Pasti
sewaktu ketika keluarga pasien sering kebingungan dalam mencari makan di waktu
tengah malam ataupun pagi hari saat menunggu pasien. Kantin bisa menyediakan
makanan kecil, minuman, bahkan sarapan untuk para keluarga pasien. Dengan
begitu keluarga pasien dapat menjaga pola makan dan kesehatannya juga.
Selain
petugas kesehatannya harus sigap dan siap dalam pemberian pelayanan kesehatan,
harus menerapkan prinsip 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun), harus ramah
dan perhatian kepada pasien dan keluarga pasien, pola penataan ruangan dan
kebersihannya dijaga, makanan yang bervariasi dan penyediaan fasilitas yang
memadai, tentunya dari petugas kesehatannya ataupun intansi kesehatannya dapat
memberikan souvenir ketika pasien pulang. Biasanya souvenir itu kenang-kenangan
untuk pasien. Dan diharapkan memberikan pelayanan yang maksimal pada pasiennya.
Jika Nanti Saya Menjadi
Bidan
Saya
akan berusaha untuk membantu menyelamatkan wanita serta bayi-bayi sesuai apa
yang dimaksudkan pada lirik Mars IBI, tentunya dengan tidak membedakan antara
orang miskin ataupun orang kaya. Saya akan selalu menanamkan sumpah jabatan
yang telah saya ikrarkan dan berusaha untuk bekerja dengan tulus ikhlas
mengabdi, mengemban amanat bangsa tentunya. Jika saya sudah punya tempat
prakik sendiri saya berharap bisa
meyakinkan para pasien dan masyarakat tentunya bahwa fasilitas dan pelayanannya
berkualitas.
Tentunya
tempat prakteknya nanti bersih dan dekorasi serta menataan ruangannya menarik.
Dalam tempat praktek yang saya miliki sendiri tentunya nanti dapat dilengkapi
dengan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk membantu pemeriksaan kepada
para pasien. Untuk menanbah ketertarikan pasien saya juga berencana untuk
membuka senam untuk ibu hamil, senam untuk ibu nifas, senam untuk lansia,
semacam spa dan salon untuk wanita baik itu remaja; dewasa; maupun lansia,
membuka spa dan pijat bayi, imunisasi, KB, pemeriksaan kehamilan, persalinan,
konseling-konseling seperti kesehatan organ reproduksi untuk remaja dan ibu,
konseling nutrisi ibu hamil, ibu menyusui, dan lain sebagainya. Nantinya saya
berencana untuk melengkapi pula dengan fasilitas kendaraan untuk melayani
masyarakat yang perlu dijemput, diantar maupun dirujuk. Hal ini bertujuan untuk
mempercepat tindakan supaya nantinya tidak terjadi masala yang tidak
diinginkan. Tentunya saya juga akan menyediakan kebutuhan
ibu dan anak pada tempat praktik bidan. Seperti baju hamil, baju bayi,
perlengkapan bayi, pompa ASI dan lain-lain. Saya juga tidak akan menjual susu
formula, karena selain melanggar itupun bisa memberikan pendalaman kepada ibu
untuk memberikan ASI kepada bayinya selama 6 bulan. Mungkin agar pasien senang
setiap nanti pembelian kelipatan 25ribu akan mendapatkan 1 kupon berhadiah.
Misalnya untuk penukaran dengan 5 kupon bisa ditukarkan dengan selimut bayi dan
sebagainya. Selain itu nanti saya rencanakan untuk lebih sering mengadakan
pertemuan ataupun musyawarah dengan remaja ibu-ibu ataupun lansia untuk
pemberian penyuluhan itupun nantinya bisa menjadi kesempatan untuk
mempromosikan tempat praktik yang saya miliki. Dalam pelayanan yang saya
berikan nantinya mungkin saya akan bekerja sama dengan bidan lain, petugas
kesehatan, pegawai salon yang mengerti tenntang pemijatan dan spa untuk ibu
hamil, ibu nifas dan bayinya, kemudian saya juga berencana untuk bekerja sama
dengan rumah sakit terdekat dan memiliki fasilitas yang lengkap jika
sewaktu-waktu ada pasien yang harus dirujuk.
Dengan demikian, saya berharap jika nanti saya
menjadi seorang bidan dan sudah memiliki tempat praktik sendiri saya akan
melayani pasien dengan ramah dan sebaik mungkin, bersahabat dengan pasein dan
tentunya menjadi bidan yang baik dan selalu berpikir kreatif dan maju untuk
kenyamanan pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar